Bersamaan dengan masa penerimaan siswa baru di sekolah-sekolah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan bahwa pendidikan itu untuk semua. Karena itu, pendidikan harus semakin terjangkau, semakin berkualitas, murah, dan bagi yang kurang mampu digratiskan.
”Semua pihak harus berusaha dan mengambil tanggung jawab bersama untuk memajukan pendidikan,” kata Presiden dalam amanatnya pada pembukaan Kongres XXI Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Guru Indonesia 2013 di Gelora Bung Karno Jakarta, Rabu (3/7). Untuk itu, menurut Presiden, kemampuan dan kesejahteraan guru dan dosen juga harus ditingkatkan.
SBY memaparkan sejumlah tantangan dan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan dalam dunia pendidikan, yakni kemiskinan, kebelumcerdasan, dan keterbelakangan peradaban. ”Ada pula praktik korupsi dan birokrasi yang belum baik, penyimpangan otonomi daerah, dan konflik komunal,” ujarnya. Untuk meningkatkan peran pendidikan dalam memajukan Indonesia, SBY berharap Kongres XXI PGRI merumuskan program yang dapat disinergikan dengan pemerintah.
”Mudah-mudahan, karena saya akan jatuh tempo tahun depan, pengganti saya akan melanjutkan apa yang sudah kita capai ini. Nanti pilih presiden yang sayang guru,” kata SBY. Dia memohon para guru terus membenahi diri dan meningkatkan kemampuan. ”Pemerintah berusaha memperbaiki gaji dan kesejahteran para guru,” tandasnya.
Pengangkatan Guru Menyinggung nasib para guru bantu dan guru honorer, Presiden menyampaikan, tahun 2005 pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk pengangkatan guru bantu dan honorer sebagai pegawai negeri sipil (PNS). ”Tetapi sekarang ada masalah karena daerah-daerah dalam mengangkat pegawai dan guru honorer atau guru bantu tidak menghitung dengan cermat.
Mari kita carikan solusinya,” lanjut SBY. Pada bagian lain sambutannya, Presiden mengaku mendengar masih ada guru yang menjadi “korban politik” dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). ”Kalau mengalami nasib seperti itu segera lapor Mendikbud dan Mendagri, lalu tembuskan kepada saya, tapi jangan fitnah. Setelah itu, berikan konferensi pers bahwa ada perlakuan tidak benar,” pinta SBY. Dalam kasus pilkada, lanjutnya, guru sering dipaksa menjadi tim sukses.
”Kalau kebetulan yang terpilih bukan yang didukung, dia akan dipindah. Ini tidak boleh terjadi,” tandasnya. SBY juga mengingatkan para guru untuk menjauhkan diri dari politik praktis. Hadir dalam acara ini Ketua DPD Irman Gusman, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendagri Gamawan Fauzi, Mendikbud Mohammad Nuh, Menag Suryadharma Ali, dan Menteri PAN Azwar Abubakar.
0 komentar:
Posting Komentar