TAHUN ajaran baru akan segera bergulir mulai 15 Juli mendatang. Tahun ini adalah awal dari pemberlakuan kurikulum baru (2013) yang masih berupa pilot project di beberapa sekolah. Di kota Semarang, terdapat 17 sekolah yang telah ditunjuk oleh pemerintah dan akan memulai mengaplikasikan kurikulum baru tersebut. Ke-17 sekolah tersebut, yang merupakan sekolah-sekolah eks RSBI dan terakreditasi A, terdiri dari 7 SMA (4 negeri dan 3 swasta), 4 SMK negeri, 5 SMP(4 Negeri dan 1 swasta) serta 1 SD.
Dalam pilot project ini, belum semua kelas diberlakukan kurikulum baru, hanya kelas I dan IV SD, kelas VII SMPserta kelas X SMA/SMK. Terdapat beberapa perubahan dalam Kurikulum 2013, di antaranya adalah pengurangan jam pelajaran Bahasa Inggris pada jenjang SMP-SMA (bahkan di jenjang SD dihapuskan).
Kebijakan ini terasa kontra produktif dengan misi yang ada di dalam Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Jangka Panjang 2025, yakni untuk mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global.
Dalam renstra jangka panjang tersebut, jelas disebutkan bahwa pendidikan kita ditujukan untuk membangun insan yang kompetitif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat global. Adapun salah satu tolok ukur untuk bisa berkompetisi dalam persaingan global adalah penguasaan bahasa internasional dengan baik.
Bahasa Internasional
Salah satu tujuan pembelajaran yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Pendidikan Nasional (BNSP) juga disebutkan bahwa pembelajaran bahasa Inggris adalah untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. Terlebih dengan adanya perdagangan bebas AFTA-Cina yang menuntut penguasaan bahasa Inggris sebagai media untuk berinteraksi antar negara-negara ASEAN. Jangan sampai bangsa kita yang mempunyai etos kerja, keuletan dan kreativitas tinggi kalah bersaing dengan negara lain karena kurangnya kemampuan bahasa.
Selain itu, penguasaan bahasa Inggris juga penting dalam segi akademis untuk membekali siswa dalam mengeksploitasi pengetahuan dunia yang sebagian besar adalah dalam bahasa Inggris, serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi era teknologi komunikasi, di mana pembelajaran di masa depan adalah pembelajaran yang tanpa batas.
Perhatian pemerintah dalam pembentukan karakter yang ada di Kurikulum 2013 patut diapresiasi, karena dapat membangun kepribadian dan karakter siswa. Namun, patut diperhatikan juga pembangunan kemampuan mereka untuk bisa bersaing keluar. Jangan sampai kita ’’kembali ke belakang’’, karena para pendiri bangsa pun telah sadar akan arti penting mempelajari bahasa internasional sehingga tertuang dalam salah satu tujuan negara yang ada di Pembukaan UUD 1945 untuk ikut serta dalam menciptakan ketertiban dunia.
Tanpa penguasaan bahasa internasional, bagaimana kita bisa mewujudkan citacita luhur para pendiri bangsa tersebut?
Raharjo Yulianto, pengajar di SMA 1 Boja (TOEFL) dan SMK Askhabul Kahfi Semarang (Bahasa Inggris).
0 komentar:
Posting Komentar