Selamat malam rekan rodajaman, sepertinya baru kemarin kita melaksanakan Ujian Nasional (UN), eh..gak terasa sebentar lagi sudah mau UN lagi. Memasuki semester genap ini, sudah tentu kesibukan akan tertuju pada persiapan UN di sekolah. Dari menyiapkan biodata, foto, bimbel, try out, nilai rapor, dll.
Masih menunggu kabar terbaru tentang UN?, o..iya sudah mengoleksi POS UN 2013 dan Kriteria Kelulusan UN belum? kalau belum silakan download dulu ya..kali ini SDN 2 jetaksari ingin mengabarkan bahwa dalam pelaksanaan UN nanti ada beberapa hal yang berbeda dengan UN tahun lalu, yakni mengenai jumlah paket soal dan lembar jawaban ujian.nah berikut ulasannya...
Di tahun 2013 ini, kualitas penyelenggaraan UN akan semakin ditingkatkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi kecurangan sekaligus memperkuat kelemahan pelaksanaan di sekolah.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud Khairil Anwar Notodiputro menyampaikan, mulai tahun ini naskah soal UN dengan lembar jawaban tidak terpisah. Jika pada tahun lalu peserta didik dapat menggunakan lembar jawaban temannya karena terpisah, mulai tahun ini naskah soal dengan lembar jawaban UN (LJUN) merupakan satu kesatuan. Jadi naskah soal dan lembar jawaban UN menggunakan sistem barcode.
Dengan menggunakan barcode, maka peserta ujian tidak dapat saing tukar kode soal seperti tahun lalu. Kalau keduanya dipisah maka peserta didik akan menjawab soal secara salah, yang tidak cocok dengan lembar jawaban UN-nya. Bayangkan kalau keliru, LJUN A dengan soalnya B, pasti jelek sekali nilai si anak to.
Oleh karena itu, jangan sampai lembar jawaban ujian tertukar. Jika lembar jawaban rusak agar minta diganti berikut soalnya. Jangan hanya meminta lembar jawabannya saja. Demikian sebaliknya, kalau naskah soal rusak jangan hanya minta diganti naskah soal, harus meminta ganti naskah soal beserta LJUN. Karena merupakan satu paket dan ada kode yang saat dipindai (scan) akan ketahuan lembar LJUN mengacu soal yang mana.
Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Teuku Ramli Zakaria, juga menjelaskan bahwa dengan barcode, peserta didik tidak perlu lagi menulis kode soal. Kode soal tidak akan sama dengan yang lain karena berdasarkan barcode.
Persiapan UN sampai saat ini sampai pada merakit soal dan diharapkan cepat selesai. Adapun jumlah soal sebanyak 20 paket untuk setiap ruang ujian berisi 20 peserta. Meski demikian, jumlah variasi paket soal tiap provinsi sebanyak 30 buah. Soal untuk kelas A dan kelas B bisa berbeda karena dibuat 30 paket soal, tetapi dalam ruangan tetap 20 soal.
Wah..kalau begini semakin sulit atau dipersulit atau malah mempermudah. Seolah-olah anak-anak kita selalu dicurigai akan berbuat yang tidak-tidak. Yang terpenting, ini segera disosialisasikan sehingga siswa tidak kaget, dan sudah dipersiapkan dari sekarang sehingga nantinya siswa tidak terbebani mentalnya hanya karena takut tidak lulus UN. Lihat saja nanti apakah dengan cara ini akan lebih efektif, mudah-mudahan anak-anak kita dapat menghadapi ujian nanti dan berhasil.
Terimakasih. Salam Mario Putra Mahkota
0 komentar:
Posting Komentar